DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi http://localhost/diaptweb Ingat uji profisiensi, ingat DiA-PT Sat, 03 Jun 2023 12:29:09 +0000 en-US hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.2.2 /wp-content/uploads/2023/03/cropped-logo-dia-512-32x32.png DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi http://localhost/diaptweb 32 32 Bagaimana DiA-PT Menghitung Performa Uji Profisiensi /2023/03/25/bagaimana-dia-pt-menghitung-performa-uji-profisiensi/ /2023/03/25/bagaimana-dia-pt-menghitung-performa-uji-profisiensi/#respond Sat, 25 Mar 2023 10:22:48 +0000 http://localhost:8000/diaptweb/?p=842 1. PENILAIAN PERFORMA Berdasarkan ISO 13528 untuk menghitung performa hasil uji profisiensi dapat digunakan beberapa metode, namun terdapat 2 yang paling umum yaitu : Z-Score, umum digunakan pada uji profisiensi pengujian Cuplikan rumus Z score dari ISO 13528 En-Score, umum digunakan pada uji profisiensi kalibrasi ataupun uji profisiensi lain yang melibatkan nilai ketidakpastian yang diperluas...

The post Bagaimana DiA-PT Menghitung Performa Uji Profisiensi first appeared on DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi.

]]>
1. PENILAIAN PERFORMA

Berdasarkan ISO 13528 untuk menghitung performa hasil uji profisiensi dapat digunakan beberapa metode, namun terdapat 2 yang paling umum yaitu :

Z-Score, umum digunakan pada uji profisiensi pengujian

Cuplikan rumus Z score dari ISO 13528

En-Score, umum digunakan pada uji profisiensi kalibrasi ataupun uji profisiensi lain yang melibatkan nilai ketidakpastian yang diperluas

Cuplikan rumus En score dari ISO 13528

DiA-PT sebagai penyelenggara uji profisiensi kalibrasi menilai performa peserta menggunakan En Score. Berdasarkan rumus en score diatas, untuk dapat menghitung en score diperlukan 4 variabel yaitu:

  1. Nilai acuan uji profisiensi
  2. Nilai acuan ketidakpastian yang diperluas dari uji profisiensi
  3. Nilai peserta
  4. Nilai ketidak pastian peserta

Nilai peserta (poin 3) dan ketidakpastian peserta (poin 4) didapatkan dari laporan hasil uji profisiensi peserta yang diupload pada aplikasi DiA-PT.
Sedangkan nilai acuan uji profisiensi dan nilai acuan ketidakpastian yang diperluas dari uji profisiensi, DiA-PT menggunakan 2 metode untuk menetukannya, yaitu:

  1. Nilai dari lab referensi
  2. Nilai berdasarkan konsensus peserta

 

2. PENENTUAN NILAI ACUAN

2.1 Berdasarkan Dari Lab Referensi
Penentuan nilai acuan berdasarkan lab referensi adalah yang paling sederhana, yaitu dengan merujuk kepada hasil kalibrasi dari artefak yang dilakukan oleh lab referensi.
Dimana nilai acuan diambil dari error dari setiap set poin uji, sedangkan nilai ketidakpastian berdasarkan nilai ketidakpastian pada laporan kalibrasi.

2.2 Berdasarkan Konsensus
Penetuan nilai acuan berdasarkan konsensus cenderung lebih rumit dan jarang diterapkan. Pada penetuan nilai acuan berdasarkan konsensus perlu menggunakan pendekatan statistik yang berhati-hati termasuk bagaimana menentukan nilai outlier.

DiA-PT menggunakan robust method Q/Hampel untuk mendapatkan nilai acuan dan standar deviasi acuan. Robust method dipilih karena dapat mentoleransi nilai oulier yang baik tanpa perlu melakukan analisa outlier terpisah (misal dengan metode grub atau Cochran c).

Cuplikan deskripsi q/hampel dari ISO 13528

Namun menggunakan Q/Hampel hanya menghasilkan nilai acuan dan standar deviasi acuan. Dimana ini cukup untuk menghitung z score (tidak memerlukan ketidakpastian), sedangkan untuk menghitung en score diperlukan nilai acuan ketidakpastian yang diperluas.
Untuk mendapatkan nilai ketidakpastian, DiA-PT menggunakan rumus (6) per iso 13528.

Cuplikan rumus (6) dari ISO 13528

Dari rumus (6) kami dapat menghitung ketidakpastian menggunakan informasi standar deviasi acuan (s*) yang didapat dari metode Q/Hampel dan jumlah peserta (p).
Ketidakpastian (u kecil) tidak cukup untuk menghitung en score, karena en score memerlukan informasi ketidakpastian yang diperluas (U besar). Oleh karena itu untuk mendapatkan U maka maka u perlu dikalikan dengan K, dimana K telah ditetapkan bernilai 2 dari awal perecanaan uji profisiensi (oleh karena itu peserta wajib melaporkan ketidakpastia dengan K=2).

Dengan begini variabel nilai acuan dan nilai acuan ketidakpastian yang diperluas sudah didapat dan dapat lanjut ke perhitungan performa menggunakan en score.

 

3. CROSSCEK PADA LAPORAN SUMMARY

Pada laporan summary kami sudah menyertakan keterangan rumus yang kami gunakan terkecuali cara perhitunagn Q/Hampel karena cukup rumit dan perlu dibantu software.
Berikut cara crosscek perhitungan uji profisiensi anda:

3.1 Berdasarkan Referensi

Contoh pada setpoint uji 20 mm

En= (-0.00190-0.00000)/√(〖0.01800〗^2+ 〖0.01400〗^2 )
En= (-0.00190)/√(0.000324+ 0.000196)
En= (-0.00190)/√0.000520
En= (-0.00190)/0.02280
En= -0.08

Penilaian performa menggunakan en score dianggap memuaskan jika -1,0 < En < 1,0 oleh karena itu DiA-PT menampilkan nilai en score dalam nilai absolut menjadi 0.08 dengan kriteria |En| < 1.

3.2 Berdasarkan Konsensus

Contoh pada setpoint 100 mm

Menggunakan Q/Hampel didapat Nilai Acuan (xpt) dan Std Dev Acuan (spt). Masih diperlukan variabel ketidakpastian acuan yang diperluas untuk dapat menghitung en score.
Menghitung ketidakpastian acuan :
u(xpt )=1.25 × 0.00659/√5
u(xpt )=1.25 × 0.00659/2.23606
u(xpt )=1.25 × 0.00295
u(xpt )=0.00368

Hitung ketidakpastian acuan yang diperluas dengan mengalikan ketidakpastian acuan dengan K
U(xpt )=0.00368 ×2
U(xpt )=0.00737

Semua variable sudah didapatkan, en score dapat dihitung.
En= (-0.00310-(-0.00429))/√(〖0.01800〗^2+ 〖0.00737〗^2 )
En= 0.00119/√(0.000324+ 0.000054)
En= 0.00119/√0.000378
En= 0.00119/0.01944
En= 0.06

Penilaian performa menggunakan en score dianggap memuaskan jika -1,0 < En < 1,0 oleh karena itu DiA-PT menampilkan nilai en score dalam nilai absolut menjadi 0.06 dengan kriteria |En| < 1.

DiA-PT satu satu nya penyelenggara uji profisiensi yang berbasis online dan menerapkan 2 jenis perhitungan nilai acuan untuk menetukan performa peserta. Dengan menyertakan metode konsensus peserta dapat terhindar dari kesalahan yang mungkin dilakukan lab referensi. Dari perhitungan konsensus peserta dapat melihat kemampuan peserta relatif terhadap lab lain.

The post Bagaimana DiA-PT Menghitung Performa Uji Profisiensi first appeared on DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi.

]]>
/2023/03/25/bagaimana-dia-pt-menghitung-performa-uji-profisiensi/feed/ 0
Mengenal Skema Uji Profisiensi /2023/03/25/mengenal-skema-uji-profisiensi/ /2023/03/25/mengenal-skema-uji-profisiensi/#respond Sat, 25 Mar 2023 10:06:15 +0000 http://localhost:8000/diaptweb/?p=832 Uji profisiensi dilakukan dengan mengumpulkan beberapa laboratorium peserta kemudian membagikan objek uji/artefak kepada peserta untuk dilakukan pengujian. Kemudian hasil para peserta akan dibandingkan dengan nilai acuan yang dapat berasal dari lab referensi atau nilai konsensus. Secara umum dilihat dari cara membagikan objek uji, skema uji profisiensi dapat dibagi menjadi dua tipe skema yaitu : Skema...

The post Mengenal Skema Uji Profisiensi first appeared on DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi.

]]>
Uji profisiensi dilakukan dengan mengumpulkan beberapa laboratorium peserta kemudian membagikan objek uji/artefak kepada peserta untuk dilakukan pengujian. Kemudian hasil para peserta akan dibandingkan dengan nilai acuan yang dapat berasal dari lab referensi atau nilai konsensus.

Secara umum dilihat dari cara membagikan objek uji, skema uji profisiensi dapat dibagi menjadi dua tipe skema yaitu :

  1. Skema sekuensial
  2. Skema simultan
SKEMA SEKUENSIAL

 

Skema sekuensial adalah dimana objek uji hanya terdapat satu dan didistribusikan ke tiap lab peserta secara bertahap dan bergantian.

Skema ini biasa digunakan pada uji profisiensi kalibrasi. Karakter dari skema sekuensial antara lain :

  1. Terdapat laboratorium referensi yang mampu memberikan nilai acuan secara metrologis dengan ketidakpastian dan keandalan pengukuran yang KECIL.
  2. Hasil pengukuran peserta dibandingkan dengan nilai acuan yang ditetapkan yang ditetapkan oleh laboratorium referensi.
  3. Skema yang melibatkan partisipasi sekuensial membutuhkan waktu (dalam beberapa kasus, bertahun-tahun) untuk diselesaikan. Hal ini menyebabkan sejumlah kesulitan, seperti :
    1. memastikan stabilitas item,
    2. Pemantauan ketat sirkulasi di antara peserta dan waktu yang diizinkan untuk pengukuran oleh peserta perorangan, dan
    3. kebutuhan untuk memberikan umpan balik pada kinerja individu selama implementasi skema, daripada menunggu sampai selesai.
  4. Contoh objek uji antara lain, standar referensi pengukuran (misalnya resistor, mikrometer, dan penghitung frekuensi) atau, dalam program medis, slide histologi dengan diagnosis yang dikonfirmasi.
  5. Dalam beberapa situasi, nilai yang ditetapkan sebagai nilai acuan dapat ditentukan melalui konsensus, setelah semua peserta (atau dalam beberapa situasi, sebagian peserta) telah menyelesaikan pengukuran perbandingan.
SKEMA SIMULTAN

 

Skema simultan memerlukan objek uji yang cukup banyak, dimana penyelenggara uji profisiensi memproduksi beberapa objek uji yang kemudian di kirimkan kepada para lab peserta secara bersamaan.

Pada skema ini perlu sangat diperhatikan homogenitas dari objek uji. Objek uji harus dipastikan memiliki karakteristik yang serupa agar hasil pengujian yang dilakukan para lab peserta tidak dipengaruhi oleh objek uji yang tidak serupa satu sama lain. Jenis skema ini banyak digunakan untuk uji profisiensi laboratorium pengujian dimana objek uji berupa sampel atau spesimen yang dapat diproduksi massal. Penentuan nilai acuan untuk skema simultan umumnya berdasarkan nilai konsensus dari para peserta.

DiA-PT adalah penyelenggara uji profisiensi kalibrasi sehingga menggunakan tipe skema sekuensial. Namun kami menciptakan system yang menghilangkan kesulitan dari skema sekuensial yaitu :

  1. memastikan stabilitas item
    1. DiA-PT menggunakan box yang terlindungi sehingga memastikan keamanan dan stabilitas artefak saat didistribusikan
    2. Pemantauan ketat sirkulasi di antara peserta dan waktu yang diizinkan untuk pengukuran oleh peserta perorangan
  2. DiA-PT menggunakan platform digital terpadu dimana kegiatan peserta termonitor secara langsung serta distribusi artefak kami kelola sendiri secara tersentral menggunakan jasa kurir yang terkoneksi online

Untuk itu jangan ragu melakukan uji profisiensi kalibrasi anda bersama kami, sehingga anda tidak perlu bersusah payah mengelola uji banding sendiri. Dengan DiA-PT anda hanya perlu melakukan kalibrasi terhadap artefak, sisanya kami yang kelola.

The post Mengenal Skema Uji Profisiensi first appeared on DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi.

]]>
/2023/03/25/mengenal-skema-uji-profisiensi/feed/ 0
Cara Mengisi Form Data Uji Profisiensi /2023/03/25/cara-mengisi-form-data-uji-profisiensi/ /2023/03/25/cara-mengisi-form-data-uji-profisiensi/#respond Sat, 25 Mar 2023 08:24:55 +0000 http://localhost:8000/diaptweb/?p=820 Form input data uji profisiensi DiA-PT terdiri dari beberapa bagian dalam format excel. Peserta mengisi pada cell yang berwarna hijau. Form terdiri dari beberapa bagian yaitu 1. Informasi Umum 2. Informasi Kalibrator 3. Komponen ketidakpastian 4. Data Kalibrasi 1. Informasi Umum Bagian ini sangat jelas sesuai apa yang tertulis, dimana peserta menuliskan informasi umum saat...

The post Cara Mengisi Form Data Uji Profisiensi first appeared on DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi.

]]>
Form input data uji profisiensi DiA-PT terdiri dari beberapa bagian dalam format excel. Peserta mengisi pada cell yang berwarna hijau. Form terdiri dari beberapa bagian yaitu
1. Informasi Umum
2. Informasi Kalibrator
3. Komponen ketidakpastian
4. Data Kalibrasi

1. Informasi Umum

Bagian ini sangat jelas sesuai apa yang tertulis, dimana peserta menuliskan informasi umum saat melakukan kalibrasi yaitu nama lab, nama teknisi, suhu dan kelembaban.

2. Informasi kalibrator

Pada bagian ini peserta diminta untuk menuliskan informasi kalibrator yang digunakan termasuk informasi tempat kalibrasi untuk menjamin ketertelusuran kalibrasi.

3. Informasi ketidakpastian

Pada bagian ini peserta diminta memasukkan informasi penting dalam menghitung ketidakpastian.

Hal pertama adalah tipe ketidakpastian, seperti yang kita semua ketahui bahwa tipe ketidakpastian terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Tipe A
2. Tipe B

Hal kedua adalah komponen ketidakpastian, komponen yang dimaksud adalah seperti :
– pengulangan pembacaan
– ketidakpastian standard
– daya baca
– dll, sesuai instruksi kerja yang dimiliki peserta

Ketiga adalah pembagi, umumnya pembagi untuk tipe B adalah akar 3, sedangkan untuk tipe A adalah akar n. Namun kembali lagi, disesuaikan dengan instruksi kerja yang dimiliki peserta.

Terakhir adalah koefisien sensitivits, koefisien sensitifitas adalah tingkat pengaruh komponen terhadap ketidakpastian pengukuran. Umumnya jika komponen memiliki satuan yang sama dengan alat ukur yang dikalibrasi, maka koefisien sensitifitasnya adalah 1.

Kami tidak meminta perhitungan ketidakpastian secara lengkap, data ini akan kami rangkum pada laporan uji profisiensi sehingga peserta dapat menfapatkan informasi tambahan dari peserta lain tentang komponen yang sering digunakan untuk kalibrasi artefak terkait.

4. Data Kalibrasi

Pada bagian ini peserta mengisi data hasil kalibrasi terhadap artefak. Mohon perhatikan penempatan data antara ‘alat ukur’ dan ‘standard’. Dimana ‘alat ukur’ adalah data pembacaan artefak sedangkan ‘standard’ adalah data pembacaan kalibrator yang digunakan + dengan koreksinya.
Hasil di sajikan dalam error yaitu ‘alat ukur’ – ‘standard’.
Uncertainty wajib dihitung dengan tingkat kepercayaan 95% dengan K=2.

The post Cara Mengisi Form Data Uji Profisiensi first appeared on DiA-PT Penyelenggara Uji Profisiensi Kalibrasi.

]]>
/2023/03/25/cara-mengisi-form-data-uji-profisiensi/feed/ 0